Sekjen Hizbullah Desak Pemerintah Lebanon Terima Bantuan China


    
Resistensi.id – Sayyed Nasrallah menggarisbawahi bahwa kenaikan kurs USD di Lebanon tidak masuk akal, dan negara bertanggung jawab untuk membatasi scalping.

“Situasi ekonomi membutuhkan dialog, tetapi pihak-pihak tertentu menolaknya saat ini, saling menyalahkan tidak akan menghasilkan apa-apa,” jelas pemimpin perlawanan itu. “Wilayah abu-abu antara politisi Lebanon menjadi sangat sempit, tetapi tidak ada alasan untuk tidak menyerukan dialog guna membahas situasi ekonomi dan keuangan.”

Sekjen Hizbullah, Hassan Nasrallah Desak Lebanon Terima Bantuan China

“Dunia berputar ke arah timur, seperti Arab Saudi, yang mengundang Presiden China ke Riyadh dan mengadakan konferensi yang tidak dimintai pertanggungjawaban oleh siapa pun,” tegas kepala Hizbullah itu. “Mengkhawatirkan kolaborasi Lebanon-China tidak masuk akal, dan keputusan seperti itu membutuhkan ketegasan dan keberanian politik.”

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa ada berbagai negara di seluruh dunia yang berada di ambang kehancuran, banyak di antaranya berisiko runtuh dalam waktu dekat. Ia menyerukan kepada masyarakat untuk bersatu dan saling membantu, terutama mengingat bulan suci. Ramadan. “Hizbullah, menggunakan kemampuan penuhnya, berdiri di samping rakyat, dan itu akan selalu menjadi perannya.”

Menyinggung pemilihan Presiden Lebanon, Sayyed Nasrallah mengatakan perkembangan berjalan lambat; namun, “upaya masih berlangsung untuk memilih Presiden Lebanon.”

Selain itu, pemimpin perlawanan tersebut membantah ada tambahan perjanjian Saudi-Iran mengenai Lebanon, Yaman, dan negara lain.

Sumber: AlMayadeen

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *