Warga Rusia Beralih ke Mobil Cina Imbas Hengkangnya Brand Barat

Resistensi.id – Dampak invasi Rusia ke Ukraina turut memberikan dampak pada kendaraan warga Rusia. Kini, mau tak mau, mereka harus transisi ke mobil China.

Merek-merek mobil China seperti Haval, Chery dan Geely saat ini menyumbang hampir 40 persen dari penjualan mobil baru Rusia, melahap pangsa pasar yang ditinggalkan oleh perusahaan automotif barat, seperti Renault, Nissan dan Mercedes.

Padahal, porsi mobil merek-merek China masih berkisar kurang dari 10 persen pada Januari-Februari 2022.

Mobil China Tak Kalah dari Mercedes?

Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pada Jumat (24/3) setelah kunjungan ke China pada Desember bahwa kerja sama dengan pabrikan China berjalan sangat baik dan persepsi konsumen tentang mobil China sudah berubah.

“Kami biasa menertawakan beberapa desain mereka, tetapi saya pergi dengan mobil lokal dan melihat yang lain,” katanya. “Saya akan mengatakan terus terang: mobil yang saya kendarai pasti tidak lebih buruk dari Mercedes,” tukasnya.

Sebagian besar produsen otomotif Barat, yang telah bersaing dengan pembuat mobil domestik untuk mendapatkan pangsa pasar sejak mereka mulai membangun pabrik di Rusia pada awal 2000-an, menghentikan operasinya musim semi lalu.

“Seumur hidup kami berfokus pada merek-merek Eropa, Jepang, Amerika dan tidak secara khusus memperhitungkan pasar China, yang telah berkembang dengan kecepatan luar biasa,” kata Vladimir Shestak, Direktur Umum Altair-Auto di Vladivostok, yang mempunyai dealer khusus menjual mobil-mobil merek Mercedes-Benz dan Geely.

Meskipun sebagian besar perusahaan asing telah dan dalam proses hengkang dari Rusia tetapi beberapa perusahaan tetap menjual stok mobil tersisa.

Mobil China semakin mengisi kekosongan pasokan mobil di Rusia, tetapi kurangnya reputasi mobil-mobil tersebut tetap menjadi masalah, kata pakar industri otomotif Sergey Aslanyan.

“Ya, mereka hampir tidak memiliki pesaing lagi di sini,” katanya. “Tapi itu tidak berarti orang akan mengubah pendapat mereka dengan cepat.”

Pangsa pasar merek China mencapai 37,15 persen pada Januari-Februari, naik dari 9,48 persen dari tahun sebelumnya, menurut data Autostat dan PPK. Penjualan merek Eropa, Jepang dan Korea yang hengkang, turun menjadi 22,6 persen dari 70 persen.

Sebagai tanda kerja sama yang berkembang, Haval China saat ini memproduksi mobil secara lokal, sementara di Moskow, Moskvich era Soviet yang dihidupkan kembali dengan menggunakan suku cadang mesin, desain dan teknik dari JAC China.

Namun konsumen juga mengeluhkan masalah harga. Bahkan Medvedev mengatakan harga Moskvich terlihat agak tinggi. Model 3 berharga sekitar 2 juta rubel atau setara dengan Rp3,97 miliar. Harga Lada Granta, mobil yang paling banyak terjual di Rusia, mulai dari sekitar 680.000 rubel.

Sumber : Sputnik

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *