Geger Israel Pecah, Tentara Kini Membangkang Pemerintah

Resistensi.id – Perpecahan terus terjadi di Israel. Ini akibat reformasi yudisial yang diusulkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

Bahkan perpecahan kini terjadi di Tentara Pertahanan Israel (IDF). Beberapa perwira mulai menarik diri dari lembaga pertahanan itu.

Mengutip Al Mayadeen, Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant pun “turun gunung”. Ia menyerukan sesi luar biasa untuk menilai situasi kepemimpinan pasukan.

Selama sesi tersebut, para pemimpin memberi tahu Gallant bahwa komandan Shayetet 13, Kolonel Cadangan Saka Erez Nabo, yang menarik diri. Ini adalah unit Angkatan Laut Israel yang penting bagi keamanan negara karena mengkhususkan diri dalam serangan laut-ke-darat, anti-terorisme, sabotase, pengumpulan intelijen maritim, penyelamatan sandera maritim, dan pesawat.

“Ada keprihatinan mendalam tentang meluasnya protes di dalam institusi militer,” ujar koresponden urusan militer Saluran 13 Israel Alon Ben David dikutip Senin (17/7/2023).

Demonstran melakukan blokade jalan saat protes terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemeriksaan yudisial pemerintah koalisi nasionalisnya di Jerusalem, Selasa (11/7/2023). (REUTERS/Ronen Zvulun)
Foto: Demonstran melakukan blokade jalan saat protes terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemeriksaan yudisial pemerintah koalisi nasionalisnya di Jerusalem, Selasa (11/7/2023). (REUTERS/Ronen Zvulun)
Sementara itu, media Israel melaporkan bahwa 4.000 personil cadangan militer termasuk pilot dan navigator serta seorang perwira intelijen, juga mengancam untuk menangguhkan layanan mereka. Ini pun terkait undang-undang amandemen peradilan disahkan.

Sebelumnya rancangan undang-undang (RUU) peradilan baru Israel akan mengubah sistem peradilan Israel dengan memberikan kendali penuh kepada pemerintah atas penunjukan yudisial. Beberapa komentator percaya itu juga akan melemahkan MA dan mengakhiri perannya sebagai pengawas kekuasaan eksekutif dan legislatif.

Netanyahu berharap RUU itu ditandatangani dan menjadi undang-undang pada akhir bulan ini. Namun, hal ini mendapatkan pertentangan publik yang luas.

Pembahasan sempat disetop meski kini dilanjutkan kembali. Bila sesuai jadwal, parlemen Israel, Knesset, akan mengadakan pemungutan suara kedua dan ketiga pada Senin ini.

Pada Sabtu, demo besar-besaran diketahui mengguncang Israel. Di mana warga kembali turun ke jalan setelah 28 minggu berturut-turut untuk memprotes usulan perbaikan peradilan.

Ribuan warga bahkan turun ke jalan di wilayah perkotaaan Palestina yang diduduki. Situs berita Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa ada sebanyak 100.000 warga Tel Aviv turut berdemo dengan 20.000 orang di Haifa.

Demo itu sudah terjadi sejak awal minggu. Dilaporkan pula bagaimana jalan utama dan bandara diblokir warga.

Resesi

Ancaman resesi pun  bisa mengguncang Israel. Resesi adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi dua kuartal atau lebih dalam waktu setahun.

Demo Israel soal reformasi peradilan tak jarang berujung pada kerusuhan hebat. Ini kemungkinan akan memiliki dampak besar pada ekonomi dan arus masuk investasinya, termasuk pengurangan besar dalam investasi di sektor teknologi tinggi Israel, yang merupakan kunci utama ekonomi Negeri Yahudi.

“Sebagian besar pertumbuhan ekonomi Israel, sekitar 40%, dihasilkan oleh sektor teknologi tinggi,” kata deputi gubernur bank sentral Israel, Zvi Eckstein.

Menurut laporan Start-Up Nation Policy Institute (SNPI) Juli, investasi di perusahaan teknologi untuk paruh pertama tahun 2023 turun 68% menjadi US$3,7 miliar, menandai tingkat terendah sejak 2018. Sektor fintech Israel serta IT, mencatat penurunan terbesar, anjlok lebih dari 80% tahun-ke-tahun (yoy).

Eckstein juga mencatat kerusuhan berbulan-bulan telah membuat pertumbuhan di pasar saham Israel selama melempem setengah tahun ini. Bursa Efek Tel Aviv turun hampir 10% tahun ini.

Shekel Israel juga sempat jatuh di awal Juni, terendah lebih dari tiga tahun. Menurut dara Refinitiv, angkanya di posisi di 3.753 per dolar.

“Dalam satu tahun, kita akan melihat perlambatan ekonomi yang sangat besar…,” tegasnya lagi.

“Saya melihat penurunan yang sangat besar menuju resesi di tahun depan,” ramalannya.

Di 2022, ekonomi Israel tumbuh 6,5%. Tetapi pada paruh kedua tahun 2023, perlambatan sekitar 2% terjadi.

Sumber:   Almayaden

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *