Presiden Burkina Faso: Negara Negara Afrika Harus Berhenti Menjadi Boneka Kaum Imprealisme

Resistensi.id – Presiden Transisi Burkina Faso, Ibrahim Traore, pada KTT Rusia-Afrika hari ke-2, Jum’at (28/07) mengatakan, Burkina Faso telah dihadapkan selama lebih dari delapan tahun dengan bentuk manifestasi neokolonialisme. Imperialisme yang paling biadab dan paling kejam, perbudakan yang cenderung dipaksakan.

“Pendahulu kami telah mengajari kami satu hal; budak yang tidak mampu menanggung pemberontakannya tidak pantas membuat kita mengasihani dirinya sendiri. Kami tidak mengasihani diri sendiri, kami tidak meminta siapa pun untuk mengasihani diri sendiri,” ujarnya.

Diungkapkan, Brkina Faso telah memutuskan untuk berperang melawan hydra teroris untuk meluncurkan kembali pembangunan mereka. “Dalam perjuangan ini, penduduk yang gagah berani telah berjanji untuk mengangkat senjata menghadapi terorisme. Mereka yang dengan penuh kasih sayang kami sebut VDP, Relawan untuk Pertahanan Tanah Air. Kami terkejut melihat imperialis menyebut milisi VDP ini dari jenis apa pun,” jelas dia.

Ini mengecewakan, karena di Eropa ketika orang mengangkat senjata untuk mempertahankan tanah airnya, disebut patriot. “Kakek kami dideportasi untuk menyelamatkan Eropa. Itu bukan dengan persetujuan mereka, itu bertentangan dengan keinginan mereka. Ketika kami, rakyat, memutuskan untuk membela diri, kami disebut milisi,” sebutnya.

Namun bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah melihat kepala negara Afrika yang tidak membawa apa-apa kepada orang-orang yang berperang. tetapi menyanyikan hal yang sama seperti kaum imperialis dengan menyebut kami milisi, dengan memperlakukan kami sebagai orang yang tidak menghormati hak asasi manusia.

“Hak asasi manusia apa yang sedang kita bicarakan. Kami tersinggung dengan hal ini dan itu memalukan. Kami para kepala negara Afrika harus berhenti bersikap seperti boneka yang menari setiap kali kaum imperialis menarik tali,” tegasnya.

Disenutkan, Presiden Vladimir Putin mengumumkan pengiriman sereal ke Afrika. Kami sangat senang dan kami mengucapkan terima kasih untuk itu. “Tetapi juga pesan yang dikirimkan kepada kami para Kepala Negara Afrika karena pada pertemuan puncak berikutnya, kami tidak boleh datang ke sini tanpa memastikan swasembada pangan bagi rakyat kami bagi mereka yang tidak mengenal perang. Kita harus mengambil pengalaman dari mereka yang telah mampu mencapai tujuan ini di Afrika, menjalin hubungan baik di sini, menjalin hubungan yang lebih baik dengan Federasi Rusia agar dapat memenuhi kebutuhan penduduk kita,” kata Ibrahim Traore.

Sumber : TASS

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *