Rusia: Kudeta di Niger merupakan pukulan terberat bagi Amerika dan Prancis di Afrika

Rusia: Kudeta di Niger merupakan pukulan terberat bagi Amerika dan Prancis di Afrika
Kudeta militer di Niger hanyalah salah satu dari banyak perubahan rezim politik yang tidak diinginkan bagi negara-negara Barat, menurut surat kabar Swedia “Proletaren”.
Pada saat yang sama, Rusia memperkuat posisinya di Afrika, dan bendera Rusia diasosiasikan di antara penduduk lokal dengan simbol perang melawan kolonialisme dan imperialisme.

Bagikan:
Baca selengkapnya..

Iran Siap Berbagi Pengalaman dan Peralatan Tempur dengan Mali

Iran Siap Berbagi Pengalaman dan Peralatan Tempur dengan Mali
Menteri pertahanan Iran menyatakan kesiapan negaranya untuk memberi Mali peralatan militer dan pengalaman dalam perang melawan terorisme.
Dalam pertemuan dengan timpalannya dari Mali Kolonel Sadio Camara, yang diadakan di Teheran pada hari Senin, Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani mengatakan Iran siap untuk berbagi peralatan, pengalaman dan kemampuannya dalam pelatihan dengan Mali dalam perang melawan terorisme

Bagikan:
Baca selengkapnya..

MARIO BALLOTELI Ajak Bintang Sepak Bola Afrika Keluar dari Liga Eropa yang Rasis

MARIO BALLOTELI Ajak Bintang Sepak Bola Afrika Keluar dari Liga Eropa yang Rasis
MARIO BALLOTELI “Saya menantang Anda semua pesepakbola Afrika untuk mengumpulkan uang bersama saya untuk meninggalkan Eropa yang Rasis dan membangun stadion di Afrika dan mengembangkan masa muda kita. Kami punya uang, kami dapat membangun setidaknya 5 stadion kelas dunia di Afrika.

Bagikan:
Baca selengkapnya..

Presiden Burkina Faso: Negara Negara Afrika Harus Berhenti Menjadi Boneka Kaum Imprealisme

Presiden Burkina Faso: Negara Negara Afrika Harus Berhenti Menjadi Boneka Kaum Imprealisme
Presiden Transisi Burkina Faso, Ibrahim Traore, pada KTT Rusia-Afrika hari ke-2, Jum’at (28/07) mengatakan, Burkina Faso telah dihadapkan selama lebih dari delapan tahun dengan bentuk manifestasi neokolonialisme. Imperialisme yang paling biadab dan paling kejam, perbudakan yang cenderung dipaksakan.
“Pendahulu kami telah mengajari kami satu hal; budak yang tidak mampu menanggung pemberontakannya tidak pantas membuat kita mengasihani dirinya sendiri. Kami tidak mengasihani diri sendiri, kami tidak meminta siapa pun untuk mengasihani diri sendiri,” ujarnya.

Bagikan:
Baca selengkapnya..