Pemimpin Tertinggi Islam Iran : Persatuan Islam Kunci dari Hasutan dan Pencurian Oleh AS

Resistensi.id – Ketika kawasan Asia Barat bergerak menuju deeskalasi yang lebih luas, Iran tampaknya merasakan adanya peluang bagi solidaritas Muslim dalam menghadapi penyelundup asing.

Dalam pidatonya baru-baru ini yang disampaikan di hadapan sekelompok pejabat Iran, serta duta besar dan tokoh Muslim, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Revolusi Islam Iran, mengemukakan gagasan yang merupakan inisiatif diplomatik.

Ia menyiratkan bahwa waktunya sudah matang bagi negara-negara di kawasan Asia Barat untuk membentuk kesatuan yang didasarkan pada jaminan kedaulatan mereka dan menangkis campur tangan dan perintah asing.

Ayatoullah Khamenei berbicara tentang masalah persatuan Islam, menekankan bahwa persatuan negara-negara Islam di kawasan Asia Barat dan Afrika Utara akan mencegah pencurian, pemaksaan, dan campur tangan AS. “Saat ini, AS merugikan negara-negara di kawasan ini baik secara politik maupun budaya dan secara ekonomi. Mereka mencuri minyak Suriah dan melindungi serta melindungi ISIS yang kejam, biadab, dan haus darah di kamp-kamp mereka sehingga mereka dapat membawanya kembali ke lapangan pada saat dibutuhkan,” katanya, sebagaimana dilansir khamenei.ir.

Ia berkata, “Jika kita semua bersatu dan Iran, Irak, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan negara-negara Teluk Persia mengadopsi kebijakan tunggal dalam isu-isu fundamental dan umum, maka kekuatan penindas tidak akan bisa dan tidak akan berani ikut campur dalam masalah urusan dalam negeri dan kebijakan luar negeri kita.”

Lebih lanjut ia mengklarifikasi, “Seperti yang telah kami katakan berkali-kali sebelumnya, kami tidak menganjurkan perang atau aksi militer. Kami menghindarinya. Jadi, ajakan untuk berkumpul dan bersatu adalah untuk mencegah penghasutan AS, karena merekalah yang memulai perang dan semua perang di kawasan ini disebabkan oleh pihak asing.”

Seruan Ayatullah Khamenei untuk bersatu tampaknya ditujukan untuk melawan intervensi AS dan sekutu regionalnya, Israel, karena mereka adalah musuh terbesar persatuan di antara negara-negara di kawasan. Dia menyiratkan bahwa Washington dan Tel Aviv memanfaatkan perpecahan dan perselisihan regional, yang membuka jalan bagi agresi mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel dan AS, melalui propaganda media, berusaha menggambarkan Iran sebagai kekuatan utama yang mengganggu stabilitas di kawasan. Namun inisiatif Pemimpin ini menunjukkan bahwa Iran tidak hanya merupakan kekuatan untuk kebaikan namun juga memperluas jangkauannya demi perdamaian dan kemakmuran di kawasan.

Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada negara lain yang merasa kecewa dengan dimulainya kembali hubungan Iran dengan negara-negara Arab selain Israel dan Amerika Serikat. Mengekspresikan inisiatifnya, Rahbar meminta para pemimpin negara-negara Muslim, pemikir, dan tokoh-tokoh terkemuka di kawasan untuk mempertimbangkan tawaran Iran.

Penyebutan tiga negara utama di kawasan ini – Mesir, Arab Saudi, dan Yordania – sebagai negara target inisiatif persatuan juga merupakan hal yang menarik. Negara-negara yang dimaksud semuanya berada di garis bidik upaya deeskalasi Iran, dimana Arab Saudi secara resmi memulihkan hubungan dengan Iran dan Mesir serta Yordania dalam proses memperbaiki hubungan dengan Teheran.

Ayatullah Khamenei telah lama mendukung pemulihan hubungan Iran dengan negara-negara tersebut. Ketika Sultan Haitham dari Oman mengunjungi Iran baru-baru ini dalam upaya menyampaikan pesan dari pemerintah Mesir mengenai pemulihan hubungan dengan Iran, Pemimpin Iran tersebut dengan tegas mengatakan bahwa Iran menyambut baik langkah tersebut.

Gagasan untuk memajukan persatuan di antara negara-negara di kawasan ini, menurut para pengamat, akan membawa manfaat yang sangat besar bagi negara-negara tersebut. Hal ini akan membuat mereka kebal terhadap campur tangan asing. Lebih jauh lagi, hal ini akan meniadakan perlunya normalisasi dengan Israel, yang disamakan oleh Ayatullah Khamanei dengan menempatkan taruhan pada pihak yang salah. Secara umum, inisiatif persatuan Iran dapat menjadi indikasi tren perdamaian baru di kawasan yang bertujuan untuk mendorong kerja sama dan kemakmuran.

Sumber : Khamenei. ir

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *