Resistensi.id – Saya dengan sungguh-sungguh mendorong Anda untuk menyebarkan video ini ke semua kontak Anda, karena dunia harus menyaksikan perilaku setan dari setan-setan ini!!
Film Australia “Stone Cold Justice” yang bercerita tentang penyiksaan Israel terhadap anak-anak Palestina”
Sebuah film yang diproduksi oleh sekelompok jurnalis Australia telah memicu kecaman internasional terhadap Israel setelah film tersebut secara eksplisit merinci penggunaan penyiksaan yang dilakukan Tel Aviv terhadap anak-anak Palestina.
Film berjudul “Stone Cold Justice” ini mendokumentasikan bagaimana anak-anak Palestina, yang ditangkap dan ditahan oleh pasukan Israel, menjadi sasaran kekerasan fisik, penyiksaan dan dipaksa melakukan pengakuan palsu serta didorong untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang aktivis Palestina.
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, telah berbicara menentang penggunaan penyiksaan oleh Israel dengan menyatakan bahwa “Saya sangat prihatin dengan tuduhan penganiayaan terhadap anak-anak Palestina,” juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor menggambarkan pelanggaran hak asasi manusia yang didokumentasikan dalam film tersebut sebagai “ tak tertahankan”.
Baca : Laporan: 95 persen Tahanan Anak Palestina Disiksa di Penjara Israel
Namun kelompok hak asasi manusia mengecam pernyataan ini, dengan mengatakan bahwa Israel tidak melakukan apa pun untuk mengubah kebijakan Tel Aviv yang menyiksa anak-anak Palestina.
Tahun lalu, laporan Dana Darurat Anak Internasional PBB (UNICEF) menyimpulkan bahwa anak-anak Palestina sering menjadi sasaran penangkapan malam dan penggerebekan di rumah mereka, diancam akan dibunuh dan menjadi sasaran kekerasan fisik, pengurungan di sel isolasi, dan kekerasan seksual. Film Stone Cold Justice telah memicu kecaman internasional mengenai perlakuan Israel terhadap anak-anak di penjara-penjara Israel, dan kelompok hak asasi manusia mengkritik Tel Aviv karena tidak melakukan apa pun untuk menciptakan kebijakan yang melindungi anak-anak Palestina dari penangkapan dan penyiksaan sewenang-wenang.”
