Puluhan Tentara AS Ingin Gulingkan Pemerintahan Biden, Pentagon Kelabakan

Foto: Kepala Pentagon Lloyd Austin. Pentagon kelabakan dengan temuan kasus puluhan tentara AS dicurigai ingin menggulingkan pemerintahan mereka sendiri. (REUTERS)

Resistensi.id – Laporan tahunan Pentagon mengungkap ekstremisme di jajaran militer masih menjadi tren yang meresahkan bagi militer Amerika Serikat (AS). Itu dibuktikan oleh fakta bahwa 78 anggota militer dicurigai menjadi pendukung penggulingan pemerintahan mereka sendiri.

Laporan yang dirilis minggu ini, sebagaimana dikutip RT, Minggu (3/12/2023), juga menunjukkan bahwa 44 anggota militer diduga mendukung atau terlibat dalam terorisme dalam setahun terakhir.

Secara keseluruhan, 183 tuduhan ekstremisme di seluruh cabang militer Amerika menunjukkan peningkatan sebesar 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca : Profesor AS: Militer Amerika Didesak Segera Tinggalkan Suriah dan Irak, ini Alasannya

Selain kasus-kasus di mana personel militer diduga menganjurkan revolusi atau mendukung terorisme, penelitian ini juga mendokumentasikan kasus-kasus aktivitas geng kriminal, mendorong diskriminasi yang meluas, dan menganjurkan atau terlibat dalam kekerasan untuk mencapai tujuan politik.

Pentagon telah merilis data ekstremismenya kepada anggota Parlemen AS sejak tahun 2021, tahun ketika Presiden Joe Biden mulai menjabat dan mulai menggembar-gemborkan ancaman yang ditimbulkan oleh terorisme supremasi kulit putih.

Di bawah dorongan Menteri Pertahanan Lloyd Austin untuk membasmi ekstremisme di militer, Pentagon mengeluarkan peraturan baru pada bulan Desember 2021 yang memberi nasihat kepada pasukan mengenai aktivitas yang dilarang, mulai dari mendukung terorisme hingga “menyukai” pandangan ekstremis di media sosial.

Dia juga memerintahkan penyaringan yang lebih ketat selama proses perekrutan dan pembentukan unit investigasi untuk mengidentifikasi calon ekstremis di jajarannya.

Baca : Tak Gubris Sanksi AS, Rusia, Iran dan Tiongkok Latihan Bersama di Laut Oman

Tindakan keras ini dilakukan setidaknya sebagai bagian respons terhadap kekhawatiran yang muncul akibat kerusuhan di Capitol AS pada bulan Januari 2021, di mana puluhan veteran militer dan beberapa tentara aktif ikut serta dalam upaya mengganggu sertifikasi Kongres atas kemenangan pemilu presiden Biden.

Tinjauan ekstremisme tahunan terbaru Pentagon menemukan bahwa Angkatan Darat AS memiliki dugaan kasus yang paling banyak di antara semua cabang militer, dengan tuduhan yang diajukan terhadap 130 tentara.

Angkatan Udara memiliki 29 kasus, sedangkan Angkatan Laut dan Korps Marinir masing-masing memiliki sepuluh kasus. Lebih dari 30 persen dari keseluruhan tuduhan telah diselidiki dan ternyata tidak berdasar.

Austin mengatakan dalam pesan video pada Februari 2021 kepada pasukan bahwa ekstremisme telah lama menjadi kekhawatiran militer AS.

“Yang baru adalah kecepatan dan luasnya penyebaran ideologi ekstremis saat ini, berkat media sosial dan sikap agresif, terorganisir, dan berani yang kini diterapkan oleh banyak kelompok kebencian dan simpatisan mereka dalam perekrutan dan operasi mereka,” katanya saat itu.

Sumber : RT

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *