Jurnalis Mesir : Dunia Arab, Kalian Semua Pengecut!

Foto: Jurnalis Mesir meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah Arab, Israel dan AS dalam protes solidaritas terhadap Palestina di markas besar Sindikat Jurnalis di Kairo.( AFP)

Resistensi.id – Para jurnalis berkumpul di markas Journalis syndicate di Kairo, Mesir pada Senin (15/1/2024). Mereka mendesak dibukanya perbatasan Rafah agar bantuan kemanusiaan bisa disalurkan ke Gaza, Palestina.

Mereka marah dan kesal dengan pemerintah Arab yang memalukan. Dalam aksinya, para demonstran meneriakkan kondisi terakhir di Gaza. Anak-anak Gaza yang kelaparan, anak-anak Gaza yang kehausan, anak-anak Gaza kedinginan, tapi dunia Arab tetap diam dan menjadi pengecut.

“Pemerintahan dunia Arab, anda semua pengecut! 100 hari pengkhianatan!” kata para demonstran yang diulang berkali-kali pada Senin, (15/1/2024) dikutip dari Middle East Eye.

Mereka justru memuji mantan pemimpin Afrika Selatan, Nelson Mandela yang berhasil melahirkan generasi penerus yang membela Palestina. “Semangat Mandela masih hidup di antara kami,” katanya.

Demonstrasi tersebut dihadiri oleh Khaled El-Balshi, ketua ikatan Jurnalis, beserta anggota dewan dewan persatuan lainnya. Para peserta mengibarkan spanduk dengan slogan-slogan seperti “buka penyeberangan Rafah”, “100 hari pemusnahan”, “hentikan agresi”, dan “hukum penjahat perang”.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan Arab Saudi dapat mengakui Israel bila terdapat kesepakatan komprehensif yang mencakup kenegaraan Palestina. Pembicaraan ambisius ini disampaikan saat belum ada tanda-tanda Israel akan menghentikan serangannya ke Gaza.

“Kami sepakat perdamaian kawasan termasuk perdamaian bagi Israel, hanya dapat terjadi melalui perdamaian bagi Palestina melalui negara Palestina,” kata Pangeran Faisal di World Economic Forum di Davos, Selasa (17/1/2024).

Ditanya apakah Arab Saudi akan mengakui Israel sebagai bagian dari kesepakatan politik yang lebih luas. “Tentu saja,” jawabnya. Pangeran Faisal mengatakan perdamaian keamanan kawasan melalui pendirian negara Palestina “sesuatu yang sudah kami kerjakan dengan pemerintah Amerika Serikat, dan ini lebih relevan dalam konteks Gaza.”

Berhasil mengamankan kesepakatan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi akan menjadi hadiah besar bagi Israel setelah membangun hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko. Hal ini juga dapat mengubah geopolitik di Timur Tengah

Sumber : MEE

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *