Pentagon Frustasi, Dua kali Angkatan Bersenjata Yaman Berhasil Tembak Jatuh Drone Mahal MQ-9 Reaper

Foto: MQ-9 Reaper tiba di jalur penerbangan Stasiun Cadangan Udara Air Terjun Niagara, New York, 9 Agustus 2023. (insert : Puing-puing drone MQ-9 Reaper yang ditembak militer Yaman). (Kolase)

Resistensi.id – Angkatan Bersenjata Yaman (Houthi) telah berhasil menembak jatuh drone MQ-9 Reaper Amerika di lepas pantai Yaman pada hari Senin (19/2/2024), dua pejabat AS mengonfirmasi kepada Business Insider.

Ini adalah keberhasilan Yaman yang kedua kalinya sejak awal November dalam menghancurkan drone Reaper AS yang membuat Pentagon frustasi. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Merah dan Teluk Aden antara militer Barat dan militer Yaman yang didukung Iran itu.

Angkatan Bersenjata Houthi Yaman sebelumnya mengklaim telah menembak jatuh Reaper di atas Yaman barat dengan rudal permukaan-ke-udara. Selain itu Tentara Houthi Yaman juga menerbitkan rekaman yang menunjukkan puing-puing drone yang hancur.

Namun para pejabat AS pada hari Selasa mengatakan bahwa memang benar Reaper itu ditembak jatuh oleh kelompok Houthi di lepas pantai Yaman pada Senin pagi waktu setempat.

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan, Houthi menggunakan rudal permukaan-ke-udara untuk menjatuhkan drone tersebut.

Kurang dari tiga bulan sebelumnya, Houthi juga sukses menembak jatuh drone Reaper Amerika di lepas pantai Yaman saat pesawat tersebut terbang melalui wilayah udara internasional.

Pada bulan Juni 2019 lalu, Houthi juga berhasil menjatuhkan MQ-9 dengan rudal permukaan-ke-udara.

Drone Reaper dapat dipersenjatai dengan baik dengan rudal Hellfire dan bom presisi, serta mampu beroperasi di ketinggian untuk jangka waktu yang lama.

MQ-9, yang berharga sekitar $30 juta (Rp470 miliar) dan memiliki lebar sayap lebih dari 6 meter lebih panjang dari F-15 Eagle, dapat digunakan untuk mengumpulkan intelijen berharga dan melakukan serangan tingkat tinggi untuk militer AS.

Reaper ini dapat berkeliaran selama satu hari, memungkinkan pengendalinya dapat dengan cepat menghancurkan target darat yang ditemukan Hellfires.

Kemampuan ini membuat Reaper berguna dalam upaya AS menghentikan rudal Houthi sebelum mereka menembaki kapal internasional.

Ini mungkin menjadi tahun-tahun yang sulit bagi Reaper. Selama 12 bulan terakhir, jet tempur Rusia telah mengganggu drone Reaper di Eropa dan Timur Tengah.

Jet tempur Rusia menghancurkan beberapa di antaranya dan bahkan menyebabkan Reaper lainnya jatuh, yang memicu rasa frustrasi dari Pentagon.

Jatuhnya drone Reaper bukanlah satu-satunya tindakan eskalasi yang dilakukan Houthi selama dua hari terakhir.

Pada Minggu (18/2/2024) malam waktu setempat, Houthi menembakkan dua rudal balistik anti-kapal ke sebuah kapal komersial, menghantamnya dan menyebabkan kerusakan, menurut Komando Pusat AS, atau CENTCOM.

Insiden tersebut membuat awak kapal mengeluarkan panggilan darurat. Mereka dibawa ke pelabuhan terdekat dengan kapal komersial lain.

Hanya beberapa jam kemudian, pada Senin, Houthi menembakkan lebih banyak rudal balistik anti-kapal ke sebuah kapal komersial, sehingga menyebabkan kerusakan kecil.

Pada hari yang sama, sebuah drone serangan satu arah menghantam sebuah kapal dagang dan menyebabkan kerusakan ringan, kata CENTCOM dalam ringkasan insiden tersebut pada hari Selasa.

Sumber : MSN

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *