Seluruh Pangkalan Militer AS di Dunia Kirim Senjata ke Israel

Foto: Angkatan Udara A.S. oleh Penerbang Senior Edgar, Penerbang Angkatan Udara A.S. dan anggota militer Israel membongkar kargo dari C-17 Globemaster III Angkatan Udara A.S. di landasan di Pangkalan Nevatim, Israel, 15/10/ 2023. (SC)

Resistensi.id – Surat kabar Israel Haaretz melaporkan terjadinya lonjakan transfer senjata dari Amerika Serikat (AS) ke Israel sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hubungan kedua negara.

Haaretz menggambarkan lonjakan transfer senjata itu dalam frasa ‘jembatan udara dan laut yang belum pernah terjadi sebelumnya’ dalam sejarah Israel.

Khaberni melaporkan, tujuan transfer senjata itu bertujuan untuk memasok senjata AS kepada negara pendudukan tersebut untuk mendukung operasi militer di Jalur Gaza.

Menurut Haaretz, jembatan ini melibatkan setidaknya 100 penerbangan yang berasal dari pangkalan AS di seluruh dunia.

Selain itu, ada pelibatan ratusan penerbangan yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran udara dan laut, yang merupakan operasi pasokan militer berkelanjutan lima bulan setelah dimulainya perang di Gaza.

Data pelacakan penerbangan, yang diandalkan Haaretz, menunjukkan bahwa 140 pesawat angkut militer telah tiba di Israel sejak perang dimulai, termasuk sekitar 70 pesawat C-17 milik Angkatan Udara AS, yang sebagian besar mendarat di pangkalan udara Nevatim di Gurun Negev.

Selain itu, senjata dan amunisi tambahan tiba dengan 150 kapal kargo via jalur perairan laut.

Laporan media AS juga mengungkapkan, Israel telah mendapat suplai dengan senjata dan amunisi dalam 100 operasi rahasia sejak awal perang, termasuk puluhan ton peluru 155 mm, puluhan ribu bom berpemandu, rudal udara-ke-darat model ‘Hellfire’, dan drone.

“Menurut anggota parlemen, pemerintahan Presiden AS Joe Biden memilih untuk tidak memberi tahu Kongres tentang operasi ini karena harga barang-barang tersebut relatif rendah, sehingga mengecualikan mereka dari prosedur yang diperlukan,” tulis laporan tersebut menjelaskan kalau prosedur pengiriman ini tidak melalui Kongres AS.

Namun, kesepakatan rahasia ini hanya mewakili sebagian kecil dari jembatan besar menuju Israel sejak perang dimulai. Laju penerbangan kargo AS meningkat secara signifikan dalam tiga bulan pertama sebelum menurun dalam dua bulan terakhir.

Menurut Haaretz, masalah ini tidak hanya terjadi pada pesawat AS, karena ada juga aktivitas signifikan pesawat kargo Angkatan Udara Israel ke dan dari pangkalan AS dan negara lain.

Artinya, Israel juga jemput bola untuk mendapatkan suplai persenjataan.

Selain 30 penerbangan oleh perusahaan kargo udara Israel antara pangkalan Nevatim dan Dover di AS, Kementerian Pertahanan Israel menyatakan kalau mereka berpartisipasi dalam pengangkutan senjata dan amunisi, dan frekuensi penerbangan ini tidak berkurang dalam dua bulan terakhir.

Perusahaan Asing

Laporan Haaretz juga menyoroti 30 penerbangan kargo yang dioperasikan oleh perusahaan asing yang menyewa pesawat angkut militer AS, berasal dari AS, Italia, dan Yunani, namun penerbangan tersebut hampir terhenti total dalam dua bulan terakhir.

Data sumber terbuka juga menunjukkan 11 pesawat kargo milik perusahaan transportasi udara nasional dan Maskapai Kargo Israel ‘CAL,’ berangkat dari tiga pangkalan AS di Guam, Korea Selatan, dan 70 penerbangan lainnya untuk perusahaan transportasi udara nasional dan 20 untuk perusahaan ‘Silk Way’ Azerbaijan, beberapa di antaranya ditujukan untuk pesawat kargo yang tampaknya disewa sepenuhnya oleh Kementerian Pertahanan Israel.

Pesawat-pesawat ini membawa muatan berat khusus dari New York, Hong Kong, dan Liege, Belgia, dimana serikat pekerja bandara pada awal perang Gaza menyatakan bahwa senjata AS sedang melewati bandara, dan meminta untuk tidak ikut serta dalam bongkar muat.

CAL juga menggunakan armada Eropanya untuk mengoperasikan ratusan penerbangan dari Belgia dan Hong Kong, namun tidak diketahui apakah hal tersebut terkait langsung dengan perang atau merupakan kompensasi atas penurunan muatan kargo di pesawat penumpang setelah penurunan signifikan pada penerbangan komersial. tiba di Israel.

Sumber : Media zionis

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *