Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh Kunjungi Iran Pasca Resolusi PBB

Foto:Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, diterima untuk pertama kalinya dengan protokol resmi lengkap di Teheran. Sebuah peristiwa yang tidak berani dilakukan oleh negara lain di dunia. Berdasarkan laporan terbaru dari Pusat Survei Palestina, 63% warga Palestina percaya Hamas harus kembali berkuasa.(Agn)

Resistensi.id – Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh dijadwalkan mengunjungi Teheran pada 26 Maret untuk pertemuan tingkat tinggi dengan para pejabat Iran, menurut media lokal.

Kantor berita resmi IRNA mengatakan Ismail Haniyeh, yang berbasis di Qatar, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan sejumlah pejabat Iran lainnya.

Kunjungan tersebut dilakukan sehari setelah Dewan Keamanan PBB mengesahkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas.

Media Iran mengutip pakar politik yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa kunjungan Haniyeh setelah resolusi tersebut adalah “penting.”

Dalam Resolusi PBB tersebut Amerika Serikat abstain dalam pemungutan suara tanggal 25 Maret, yang membuat Israel kesal dan menyebabkan Israel tiba-tiba membatalkan kunjungan delegasi tingkat tinggi ke Washington minggu ini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani menyambut baik penerapan resolusi tersebut tetapi mengatakan itu “tidak cukup.”

Dia menyerukan “langkah-langkah efektif untuk menerapkan” resolusi tersebut dan mendesak “penghentian total dan permanen” serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.

Israel melancarkan serangan mematikannya setelah kelompok perlawanan Hamas menyerang kota-kota Israel pada tanggal 7 Oktober, menyandera sekitar 250 orang.

Kunjungan Haniyeh ini akan menandai kunjungannya yang kedua ke Teheran sejak dimulainya perang.

Kunjungan terakhirnya terjadi pada awal November, ketika ia bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Perjalanan tersebut baru dilaporkan setelah Hanyieh bertemu dengan pejabat Iran.

Iran adalah pendukung setia Hamas dan memuji serangan 7 Oktober tersebut, namun Iran bersikeras bahwa pihaknya tidak terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaannya.

Hamas adalah anggota dari apa yang disebut poros perlawanan, yaitu jaringan sekutu dan proksi Iran di wilayah tersebut.

Beberapa anggota jaringan tersebut, khususnya milisi Syiah di Irak dan Suriah, telah melancarkan serangan terhadap Israel dan menargetkan pasukan AS di wilayah tersebut sejak awal perang. Iran bersikukuh bahwa kelompok-kelompok tersebut beroperasi secara independen dan menolak bagian dari proksinya.

Sumber : Reuters

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *