Relawan Kemanusiaan Asal Eropa dan Australia Jadi Korban Kebrutalan Israel

Foto: Serangan Israel langsung menewaskan 5 pekerja bantuan kemanusiaan World Central Kitchen, yang berada di dalam kendaraan, di selatan Deir al-Balah, Gaza tengah. Para korban tewas di antaranya berasal dari Polandia, Australia, Irlandia dan Inggris. Seperti biasa, IOF bungkam atas insiden tersebut.(SC)

Resistensi.id – Para sekutu Israel meminta pertanggungjawaban kematian warga mereka akibat serangan Israel di Gaza. Para korban bekerja untuk World Central Kitchen yang mobilnya diserang Israel di Gaza. Padahal, organisasi itu digandeng Israel untuk menunjukkan Israel berusaha mengatasi masalah pangan di Gaza.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese membenarkan kematian seorang warga Australia dalam serangan itu, Lalzawmi ”Zomi” Frankcom. ”Australia mengharapkan pertanggungjawaban penuh atas kematian pekerja kemanusiaan,” ujarnya, Selasa (2/4/2024).

Francom menjadi sukarelawan bagi World Central Kitchen (WCK). Lembaga itu beroperasi antara lain di Gaza, Ukraina, hingga Haiti. Canberra telah meminta penjelasan Tel Aviv atas insiden itu. Duta Besar Israel di Canberra diminta menghadap ke Departemen Perdagangan dan Luar Negeri Australia.

Permintaan penjelasan juga disampaikan oleh PM Spanyol Pedro Sanchez. WCK didirikan warga Spanyol, Jose Andres. Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Polandia Pawel Wronski menyebut, Warsawa masih mendalami kabar kematian warga Polandia dalam serangan itu. Pemerintah Kota Przemysl, kota Polandia yang berbatasan dengan Ukraina, mengidentifikasi salah korban bernama Damian Sobol.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengecam serangan pada WCK. “Saya mengecam serangan dan mendesak penyelidikan. Meski ada tuntutan perlindungan pada warga sipil dan pekerja kemanusiaan, kita terus melihat korban baru,” ujarnya.

Pemimpin World Central Kitchen, Erin Gore, menyebut, tujuh orang tewas akibat serangan Israel di Gaza. Tim sedang mengendarai mobil antipeluru yang ditempeli logo World Central Kitchen. Rombongan tiga mobil itu yang akan menjemput bantuan makanan untuk Gaza.

Saat iring-iringan World Central Kitchen keluar gudang di Deir Al-Balah, rudal Israel menghantamnya. Di salah satu mobil yang belum hancur sepenuhnya, terlihat atasnya berlubang akibat rudal. Sementara bagian dalamnya hangus.

Berhenti membunuh warga sipil dan pekerja kemanusiaan, serta berhenti memakai makanan sebagai senjata,

Korban serangan Israel merupakan warga Australia, Polandia, Inggris, Amerika Serikat-Kanada, dan Palestina. Hampir seluruh korban warga dari negara sekutu Israel. Bahkan, Australia bersama AS, Inggris, dan Kanada memasok persenjataan ke Israel selama perang beberapa bulan ini. ”Ini serangan kepada organisasi kemanusiaan yang berada di situasi paling buruk di mana makanan dijadikan senjata perang,” ujar Gore.

Pangan jadi senjata

Pendiri WCK José Andrés secara terbuka menuding militer Israel (IDF) sebagai penyebab kematian tujuh sukarelawan itu. ”Hari ini, World Central Kitchen kehilangan sejumlah saudari dan saudara dalam serangan udara IDF di Gaza,” ujarnya.

Ia meminta Israel berhenti membunuh orang secara membabi buta di Gaza. Israel harus berhenti membatasi bantuan kemanusiaan. ”Berhenti membunuh warga sipil dan pekerja kemanusiaan, serta berhenti memakai makanan sebagai senjata,” ujarnya.

IDF mengaku sedang memeriksa secara mendalam untuk memahami insiden tersebut. IDF menyebutnya sebagai insiden tragis.

Dalam video yang didapat media AS, CNN, seluruh korban terlihat memakai rompi World Central Kitchen. Kendaraan mereka juga dipasang identitas World Central Kitchen. Penanda kendaraan dan penumpang amat jelas dan bisa dilihat dari jauh.

Analis politik CNN, Barak Ravid, menyebut, sejumlah pihak di Israel bingung dan malu atas insiden itu. Sebab, World Central Kitchen dan IDF bekerja sama erat. IDF mau memakai World Central Kitchen untuk menunjukkan kepada dunia bahwa IDF berusaha mengatasi masalah pangan di Gaza. Kini, sukarelawan WCK malah dibunuh IDF.

Ia menyebut, bukan kali ini saja sukarelawan di Gaza tewas akibat serangan Israel. Sejak perang meletus pada awal Oktober 2023, sebanyak 165 pekerja Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) tewas akibat serangan Israel. Keluarga para pekerja UNRWA juga berulang kali diserang Israel.

Sumber : AFP | REUTERS

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *