Resistensi.id – Begitu disiarkan berita kematian Presiden Raisi, jutaan rakyat Iran seketika berduka.
Aktivitas publik seketika terhenti. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Sayid Ali Khamanei menetapkan lima hari berkabung nasional dan Iran diliburkan selama itu.
Ayatullah Raisi dimata rakyat Iran adalah sosok pemimpin yang merakyat. Dia kerap melakukan blusukan ke wilayah-wilayah Iran yang tidak pernah didatangi presiden-presiden sebelumnya.
Kesuksesan pertamanya adalah berhasil mengatasi pandemi.
Dia diangkat menjadi presiden ke-8 Iran saat puncak virus Corona melanda. Saat itu Iran bahkan menjadi episentrum covid terbesar kedua setelah Tiongkok.
Dia menggerakan militer dan kepolisian untuk membagikan sembako gratis ke warga-warga dan menaikkan subsidi sembilan kali lipat.
Dalam satu tahun pemerintahannya, dia telah membangun satu setengah juta lebih perumahan gratis untuk warga miskin.
Meningkatkan subsidi kesehatan dan pendidikan.
Dia mengorganisir pabrik gudang barang-barang terbengkalai dan mencapai pendapatan sepuluh ribu miliar tuman, yang sebelumnya hanya 200 miliar tuman.
Dia mengaktifkan industri luar angkasa dan satelit produk nasional diluncurkan satu demi satu.
Sebagai mantan hakim agung, dia perkuat lembaga kehakiman dan berhasil menekan kasus korupsi.
Menjadi presiden dengan jumlah pertemuan terbanyak dengan masyarakat langsung dan juga terbanyak melakukan kunjungan keluar negeri.
Bersama dengan Menlunya Amir Abdullahian, Raisi berhasil meningkatkan kerja sama dengan negara-negara regional.
Di masa pemerintahannya, Iran dan Arab Saudi kembali menjalin hubungan baik setelah sebelumnya sempat terputus.
Sayid Ebrahim Raisi menekankan bahwa pendekatan kebijakan luar negeri pemerintah Iran adalah untuk mengamankan kepentingan nasional di kancah regional dan internasional, dengan fokus pada penguatan hubungan dengan negara tetangga, regional dan Muslim, serta mendukung cita-cita rakyat tertindas Palestina.
Karena itu, kepergian Ayatullah Raisi tidak hanya duka bagi rakyat Iran namun juga duka bagi negara-negara kawasan dan kelompok-kelompok yang mendukung perjuangan Iran dalam upaya pembebasan Palestina.
Pakistan, Irak, Suriah, Yaman dan beberapa negara lainnya turut menetapkan hari berkabung nasional atas wafatnya Presiden Raisi. Ismail Haniyah, Pemimpin Hamas turut hadir dan memberikan penghormatan terakhir di Teheran.
Ia memuji langkah-langkah praktis Presiden Raisi dalam memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina.
Kepergian Ayatullah Raisi adalah kehilangan besar bagi bangsa Iran, namun sebagaimana pesan Imam Khomeini saat pemakaman Presiden Kedua Iran Muhammad Ali Rajai yang terbunuh melalui aksi teror pada 30 Agustus 1981, “Mereka berpikir bahwa mereka dapat menghadapi bangsa ini dengan membunuh tokoh-tokohnya, membunuh individu-individu;
Dan mereka tidak melihat dan buta melihat bahwa setiap kali dari kami ada yang syahid, bangsa kami semakin bersatu.
Sebuah bangsa yang telah bangkit. Melawan seluruh kekuatan dunia, bangsa yang bangkit karena Islam, bangkit karena Allah, bangkit demi meninggikan kalimat Al-Qur’an, bangsa ini tidak bisa dibendung dengan teror.”
Sumber : Tulisan oleh Ismail Amin Ketua ikatan Pelajar Indonesia-Iran