Syeikh Naim Qassem: Gertakan Israel tak Menggentarkan Hizbullah

Foto: Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, menegaskan bahwa Perlawanan siap untuk melawan ekspansi agresi apa pun, dan menekankan bahwa mereka paling siap untuk mendukung Gaza sampai agresi Israel di Jalur Gaza berhenti.(Sosmed)

Resistensi.id – Wasekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem menegaskan bahwa gertakan Rezim Zionis Israel sama sekali tak menggentarkan para pejuang perlawanan Hizbullah.

Dalam kata sambutannya pada acara peringatan tujuh hari gugurnya pejuang Ali Al-Hadi Mohammad Jumah yang berlangsung di Beirut selatan, Kamis (27/6), Syeikh Naim mengatakan, “Semua itu hanya gertak sambal, dan dengan gertakan itu Israel takkan pernah memperoleh apa yang tak diperolehnya di lapangan.”

Dia menegaskan, “Jika Israel turun ke medan laga maka akan memanen lebih banyak kerugian, dan akan menjadi langkah maju menuju kebinasaan. Yang akan bertahan adalah pemilik tanah sendiri, dan yang akan rugi dan kalah adalah orang-orang yang didatangkan dari pelbagai penjuru dunia.”

Syeikh Naim menyebutkan bahwa sebagian orang menyangsikan kekuatan para pejuang resistensi, dan ini adalah karena orang-orang itu lemah dan takkan pernah kuat dengan kesangsian itu.

“Kubu resistensi Lebanon (Hizbullah) telah memperoleh legitimasinya dari tiga prestasi; basis kerakyatan, pembebasan, dan kemenangan beruntun atas Israel. Dalam tiga prestasi ini, kubu resistensi ini telah mewujudkan tiga prestasi itu dengan label-label yang umum dan memiliki rincian. Semua itu menjadi legitimasi yang kongkret karena menepis anggapan semua orang yang menyerukan opsi-opsi lain untuk pembebasan dan kemenangan,” paparnya.

Dia juga menjelaskan , “Trilogi prestasi itu berasal dari trilogi aksi, yaitu rakyat, tentara, dan kubu resistensi. Jadi kita berada di hadapan dua trilogi… trilogi aksi, yaitu tentara, rakyat, dan perlawanan, dan trilogi pencapaian, yaitu unjuk rasa, kemenangan, dan pembebasan rakyat. Dan siapa pun yang mendapatkan hasil ini tak dapat disangsikan legitimasi aksinya. Sebaliknya, sangsi mengarah kepada mereka yang belum mencapai apa pun dan masih menangisi masa lalu yang jauh dan tidak mampu mencapai apa pun.”

Syeikh Naim menegaskan, “Resistensi di Lebanon adalah patriotik yang unggul karena membebaskan tanah air, dan patriotik yang unggul ketika ia mendukung saudara-saudaranya dalam menghadapi satu musuh. Musuh ini seandainya mampu maka (sedari awal) sudah melancarkan agresi terhadap Lebanon seperti yang terjadi di Gaza.”

Syeikh Qassim menjelaskan bahwa setelah sembilan bulan Rezim Zionis melakukan agresi terburuk terhadap Gaza, perlawanan tetap teguh, menang, dan akan terus berlanjut, sementara rezim itu tetap gagal, dan mengalami keruntuhan internal di semua bidang ekonomi, politik, sosial, moral dan pendidikan.

“Ini merupakan indikasi bahwakubu resistensi telah menang dan Israel telah dikalahkan,” pungkasnya.

Sumber : Raialyoum

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *