Foto: Bendera Palestina berkibar di tangan kaum sayap kiri Perancis yang baru saja memenangkan Pemilu dan kini mereka segera berkuasa di Prancis.(gwa)
Resistensi.id – KOALISI Front Populer Baru (NFP) secara mengejutkan memenangkan pemilihan umum Prancis pada Minggu kemarin dengan meraup 182 kursi, meski tidak meraup suara mayoritas.Partai berhaluan tengah pimpinan Presiden Prancis Emmanuel Macron meraup 163 kursi, sementara posisi ketiga ditempati oleh Partai Nasional berhaluan kanan dengan 143 kursi.
Dilansir dari The Guardian, Selasa (9/7/2024), hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada partai yang berhasil memenangkan 289 kursi yang dibutuhkan untuk mendapatkan mayoritas absolut, yang berarti akan membuat politik Prancis dalam ketidakpastian dalam beberapa hari ke depan.
Dengan tidak adanya partai yang mampu meraih suara mayoritas, parlemen Prancis kemungkinan besar akan lemah dan terpecah menjadi tiga blok.
Koalisi sayap kiri NFP ini terdiri dari beberapa partai yakni France Unbowed, Partai Sosialis, Ecologist Party, Partai Komunis Prancis, Place Publique dan sejumlah partai kecil lainnya. Menariknya bahwa koalisi ini terbentuk beberapa hari setelah Macron menyerukan pemilu parlemen digelar lebih cepat pada Juni kemarin.
Sampai saat ini, belum ditentukan siapa yang akan menjadi perdana menteri Prancis usai hasil resmi pemilu nanti diumumkan. Pasalnya, tidak ada yang memimpin koalisi ‘dadakan’ ini sejak awal.
Namun yang paling memungkinkan adalah pemimpin dari Partai France Unbowed, Jean-Luc Melenchon, meski koalisi Macron sudah menolak bekerja sama dengan Unbowed karena berhaluan ekstrem dan dianggap radikal. Ia mendirikan France Unbowed pada 2016 dan menilai bahwa partai tradisional dan organisasi politik tidak lagi mendukung demokrasi.
Pemimpin NFP itu juga berjanji untuk segera mengakui Negara Palestina dan mendorong Israel dan Hamas untuk melakukan gencatan senjata segera di Gaza.
“Prancis harus mengakui Negara Palestina secepatnya,” tegas Melenchon dalam pidatonya Minggu kemarin.
Sumber : The Guardian