Serangan di Masjid Imam Ali Oman, ISIS Klaim Sebagai Pelaku

Resistensi.id — Beberapa pria bersenjata menyerbu sebuah masjid muslim Syiah di Oman, negara bagian Teluk Arab. Gerombolan tersebut melepaskan tembakan, 6 orang dilaporkan meninggal dan melukai hampir 30 orang lainnya, kata pihak berwenang pada Selasa.

Serangan tersebut cukup mengejutkan negara kesultanan yang terbilang cukup damai itu dengan serangan yang mematikan.

Kelompok teroris ISIS, melalui kantor berita afiliasinya, mengaku bertanggung jawab atas serangan di ibu kota, Muscat. Ini menandai pertama kalinya kelompok teroris itu menyatakan bertanggung jawab atas serangan mereka di Oman.

ISIS, yang menganggap kelompok muslim Syiah sebagai sesat, menargetkan jamaah Syiah pada malam hari suci (Asyura) bukanlah hal yang baru – kelompok tersebut pada bulan Januari lalu mengaku bertanggung jawab atas serangan di Iran yang mayoritas penduduknya penganut Muslim Syiah dengan korban 84 orang menjadi martir.

Yang paling mengejutkan, kata para analis, adalah bahwa serangan itu terjadi di Oman, sebuah negara yang tenang di tepi tenggara semenanjung Arab dengan pasukan keamanan yang terlatih,dengan kebijakan non-intervensi.

“Ini menggambarkan bahwa ISIS berpikir di luar kebiasaan dan mencoba melakukan hal-hal yang tidak dipikirkan kebanyakan orang, yang mustahil dilakukan, dengan memanfaatkan celah kecil dalam rancangan keamanan di berbagai negara,” kata Aaron Y. Zelin, peneliti senior di Washington Institut Kebijakan Timur Dekat.

Tidak ada cabang ISIS yang diketahui di Oman, negara yang cenderung menghindari perselisihan sektarian yang bergolak di wilayah yang lebih luas. Namun kelompok teroris ISIS, mempunyai basis kuat di negara tetangganya, yaitu Saudi Arabia.

Polisi Kerajaan Oman mengatakan penembakan itu menewaskan lima jamaah di masjid di lingkungan Wadi Kabir Muscat dan satu petugas polisi. Pihak berwenang Oman tidak merinci jumlah pria bersenjata atau memberikan kewarganegaraan mereka namun mengatakan pasukan keamanan telah membunuh tiga penyerang.

Setidaknya 28 orang terluka dalam penembakan itu, tambah polisi Oman, di antaranya petugas dan petugas medis. Masjid itu dipenuhi jamaah yang mengadakan ritual pada malam Asyura dimana muslim Syiah memperingatinya sebagai hari kesyahidan cucu Nabi Muhammad SAW, Hussein bin Ali, pada abad ke-7 di Karbala, Irak.

Pakistan mengidentifikasi empat orang yang tewas sebagai warga negaranya. Hampir 2 juta migran, sebagian besar berasal dari Pakistan dan negara lain di Asia Selatan, menjadi pekerja migran di Oman dengan mengisi pekerjaan berketerampilan rendah di bidang konstruksi dan bidang lainnya.

Para analis menggambarkan serangan yang jarang terjadi ini sebagai contoh terbaru bahwa ISIS, setelah kehilangan wilayahnya di Irak dan Suriah sekitar lima tahun lalu, berupaya melakukan serangan lebih lanjut.

Dalam sebuah wawancara dengan Times of Oman, sebuah harian berbahasa Inggris, seorang warga Pakistan yang tidak dikenal yang sedang beribadah di masjid tersebut menggambarkan suasana ketakutan dan kekacauan dan melaporkan bahwa baku tembak – baik serangan maupun baku tembak dengan polisi Oman – berlangsung selama beberapa jam atau lebih kurang satu setengah jam.

Sementara itu pernyataan belasungkawa dan kemarahan datang dari berbagai negara. Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pihaknya berdiri “dalam solidaritas dengan Oman melawan upaya untuk memerangi terorisme.”

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan dia “sangat sedih” dengan penembakan itu dan menawarkan bantuan Pakistan dalam penyelidikan.

Sumber : DBS

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *