Menakar Logika Kaum Pembenci Iran

Resistensi.id – Sering dikatakan, kalau memang Iran memiliki persenjataan yang canggih dan angkatan perang yang tangguh, terus mengapa tidak membantu Palestina menyerang Israel? Kan jadi kayak omong doang, dan baru mau menyerang Israel, itu juga bukan dengan maksud membantu Palestina, tapi hanya karena ingin balas dendam kantor konsulatnya diserang dan jenderal-jenderalnya dibunuh.

Begini ya, Iran tidak bisa membantu langsung Palestina dalam menyerang atau mengirim pasukan perang.

Pertama : Karena memang Iran tidak ada kaitannya dengan konflik Palestina dan juga jauh dari perbatasan Iran. Satu-satunya kaitan, ya sesama negara muslim saja, dan ideologi Iran yang membantu negara-negara tertindas.

Kedua : Palestina belum sepenuhnya diakui PBB sebagai negara penuh. Sehingga tidak bisa dibantu langsung saat diserang. Tidak sebagaimana Ukraina yang bisa dibantu AS dan sekutu-sekutu eropanya. Itupun alasan, Turki tidak mau mengirim pasukan militer ke Palestina. Jika bersikeras, maka Iran ataupun Turki akan dianggap melanggar aturan internasional dan akan mendapatkan sanksi. Jangan bilang Israel juga sudah sejak awal melanggar kok. Ya jangan samakan lah. Israel anak emas. Ketika Iran punya pelanggaran, bukan hanya sanksi, diserang secara militer pun menjadi sah. Dan saat diserang, kalaupun Rusia dan Tiongkok membantu, tetap ini bukan opsi terbaik. Sebab bisa saja memicu skala perang yang jauh lebih besar. Yang dampak buruknya juga akan sampai ke Indonesia. Perang Ukraina saja sudah memicu kenaikan harga gabah di Indonesia, dan banyak yang menjerit, apalagi kalau Perang Iran.

Ketiga : Karena itu yang dilakukan Iran adalah melakukan diplomasi dan mendukung perjuangan-perjuangan diplomasi untuk Palestina mendapat legalitasnya dan diakui penuh sebagai negara berdaulat. Dan yang bisa dilakukan Iran adalah mendukung front perlawanan dalam memerangi Israel.
Israel memang sejak awal telah berkonfrontasi dengan negara-negara tetangganya (kecuali Mesir yang kemudian beralih mengakui Israel). Setidaknya saat ini yang masih konsisten perang dengan Israel di perbatasan adalah Suriah, Irak, Yaman dan Lebanon (diwakili Hizbullah).

Kelompok-kelompok perjuangan inilah yang dibantu Iran. Termasuk juga membantu Hamas dan kelompok-kelompok perlawanan Palestina. Bantuannya, bukan dalam mengirim pasukan perang (dengan alasan di atas tadi) tapi transfer tekhnologi, petunjuk dan bimbingan kemiliteran. Karena itulah mengapa yang dibunuh Israel adalah penasehat-penasehat militer Iran yang sedang berada di Suriah termasuk Jenderal Qassem Soleimani yang dibunuh AS di Irak. Karena keberadaan penasehat-penasehat Iran yang membantu front perlawanan ini telah benar-benar merepotkan Israel dan menggagalkan target-target AS di Timur Tengah (AS gagal di Irak, di Suriah dan di Afghanistan). Begitupun Israel sampai harus membunuh ahli-ahli nuklir Iran, karena khawatir jika dibiarkan, rezim Zionis bisa benar-benar akan rata dengan tanah suatu waktu sesuai yang dijanjikan Imam Khomeini.

Saat ini, Hamas yang telah meluncurkan ribuan roket ke jantung Israel sejak 7 Oktober 2023, Irak yang roketnya telah menembus Haifa, Hizbullah dengan ribuan roketnya yang memborbardir Golan, serta yang terbaru roket Yaman telah menembus Tel Aviv yang membuat petinggi-petinggi Israel makin panik.

Dari mana kelompok-kelompok perlawanan ini mendapatkan rudal-rudal itu? Ya dari bantuan Iran. Mau sekedar mengajari tekhnologi pembuatan rudal atau penyiapan bahan bakunya. Berkali-kali petinggi-petinggi Hamas berterimakasih atas bantuan Iran dalam hal ini.

Yang mengherankan, masih saja mereka yang anti Iran menutup mata dengan semua fakta ini. Mereka mengaku membela dan mendukung kemerdekaan Palestina tapi menutup mata atas perjuangan kelompok-kelompok perlawanan yang didukung Iran. Mereka masih saja koar-koar, konfrontasi Iran dan Israel hanya sandiwara. Sembari menganggap normal dan sah-sah saja negara-negara Arab lainnya yang justru melakukan normalisasi dengan Israel.
Apa karena Iran, Suriah, Irak, dan Hizbullah Lebanon adalah orang-orang Syiah yang selama ini mereka fitnah dan kafirkan?.

Sangat memalukan sebenarnya. Mereka yang anti Syiah jadi laku dimulai dari aktifnya mereka mendukung ISIS di Suriah dan Irak. Yang ternyata ISIS tidak lebih dari kelompok teroris dan pemberontak. Dan ACT yang agresif mengumpulkan dana umat dengan isu membantu Ahlusunnah Suriah yang dibantai Bashar Asssad ternyata tukang tipu.

Sumber : Tulisan Ismail Amin Pasannai melalui FB

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *