Foto: “Memperankan Yesus Kristus oleh kaum homoseksual (LGBT) untuk pembukaan olimpiade Paris 2024 adalah “sangat berbahaya,” kata pendeta gereja Katolik Roma.(X)
Resistensi.id – Pembukaan Olimpiade 2024 di Paris menyisakan hal yang melukai perasaan orang Kristen melalui parodi ‘Makan Malam Terakhir’ oleh kaum LGBT.
Parodi tersebut sangat jelas menyerang Gereja Katolik yang sampai hari ini bersikukuh menolak perkawinan sejenis. Meski tentu saja, tidak hanya orang Katolik, tetapi juga semua orang Kristen, akan terluka perasaannya menyaksikan parodi tersebut.
Di saat yang bersamaan, parodi itu mencederai kata ke-4 dalam moto olimpiade modern: ‘Together’, atau Kebersamaan !
Kata ke-4 itu tergolong baru, karena baru ditambahkan setelah disetujui oleh IOC (the International Olympic Committee – Komite Olimpiade Internasional) di tahun 2021 silam sebagai bentuk kebutuhan akan solidaritas selama masa-masa sulit seperti pandemi COVID-19.
Dan seperti telah disebutkan, parodi itu jelas menyerang Gereja Katolik. Padahal penyumbang ke-3 kata lainnya dalam moto tersebut: ‘Faster, Higher, Stronger’, atau Lebih Cepat, Lebih Tinggi, dan Lebih Kuat, adalah seorang biarawan Katolik.
Adalah RP. Louis Henri Didon, seorang imam biarawan Dominikan, yang saat itu menjadi pemimpin sekolah S. Albertus Agung di Paris di mana dia menjadikan olahraga sebagai bagian dari program pendidikan sekolah dan mempromosikan kompetisi olahraga di sekolahnya, yang mengusulkan ketiga kata tersebut.
Dia bahkan sempat menyulam ketiga kata itu dalam Bahasa Latin: ‘Citius, Altius, Fortius’, di bendera sekolah saat kompetisi pertama mereka selenggarakan.
Imam biarawan Didon berteman baik dengan Baron de Coubertin sejak tahun 1891. Dan ketika Baron de Coubertin meminta usulan moto kepadanya, dia dengan segera mengajukan ketiga kata tersebut.
‘Citius, Altius, Fortius’ pun ditetapkan sebagai moto Olimpiade pada Kongres Olimpiade pertama yang diadakan di Paris tahun 1894. Dan mulai digunakan di Athena yang menjadi tuan rumah Olimpiade di tahun 1896.
Sumber : FB KATOLIK INDONESIA