Foto: Presiden Iran Masoud Pezeshkian (kiri) disambut Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di Baghdad, Irak, 11 September 2024.(AP)
Resistensi.id – Ketegangan regional meningkat sejak pembunuhan kepala politik Hamas, Dr Ismail Haniyeh, di Iran setelah dia menghadiri upacara pelantikan Pezeshkian Juli lalu.
Sementara itu Pezeshkian tiba di Irak dalam kunjungan empat hari pada Rabu pagi, perjalanan luar negeri pertamanya sejak dia memangku jabatan, Iran dan Hamas menuduh Israel melakukan pembunuhan Haniyeh.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Iran Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed Shia Al-Sudani menegaskan Irak menolak segala bentuk penggunaan wilayahnya untuk melancarkan ancaman terhadap Iran.
“Kami menolak penggunaan wilayah kami untuk segala bentuk ancaman lintas batas terhadap Republik Islam Iran,” tegas Sudani dalam konferensi pers bersama di Baghdad dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Kedua pihak menandatangani 14 perjanjian kerja sama bilateral selama kunjungan Presiden Iran pada hari Rabu.
Selama konferensi pers, Pezeshkian menekankan pentingnya penerapan perjanjian kerja sama keamanan antara kedua negara “untuk memerangi terorisme”, khususnya berfokus pada perang melawan kelompok teror Daesh (ISIS) dan upaya mengekang penyelundupan lintas batas.
“Jika kita bersatu, kita dapat mengambil langkah-langkah signifikan. Perjalanan ini merupakan kesempatan besar untuk berbagi perspektif dan mengambil langkah selanjutnya dalam kerangka perjanjian dan kesepahaman yang telah ditandatangani,” papar dia.
Sumber : MEM