Israel dibantu UNIFIL Menculik Warga Sipil Lebanon

Foto: Rekaman CCTV menunjukkan pasukan Angkatan Laut Israel dengan bantuan tentara Jerman dari UNFIL dan beberapa mata-mata di darat, mengirim satu tim tentara ke kota Batroun di Lebanon, dan menculik seorang warga sipil Lebanon yang diklaim sebagai anggota Hizbullah.(sc/Resistensi)

Resistensi.id – Pasukan Israel menculik seorang warga sipil Lebanon bernama Imad Amhaz yang mereka sebut sebagai pejabat senior Hizbullah dan bertanggung jawab atas operasi angkatan laut Hizbullah. Penculikan tersebut terjadi di pantai Batroun, Lebanon utara.

Menanggapi hal itu, Menteri Transportasi Sementara Lebanon, Ali Hamie, mengatakan Amhaz adalah seorang kapten kapal sipil. Sedangkan Perdana Menteri Sementara Lebanon, Najib Mikati, mengatakan pihaknya akan mengajukan pengaduan ke dewan keamanan PBB terkait penculikan itu.

Serangan angkatan laut Israel tersebut merupakan yang pertama kalinya, dimana tentara Israel mendarat di Lebanon utara, wilayah yang tidak terafiliasi dengan Hizbullah dan lokasinya berada hampir 100 mil dari perbatasan Lebanon-Israel.

“Pasukan militer tak dikenal melakukan operasi pendaratan di pantai Batroun, dan bergerak ke sebuah chalet dekat pantai, tempat mereka menculik warga Imad Amhaz dan membawanya dengan speedboat ke laut lepas,” kata Kantor Berita Nasional Lebanon, dilansir dari The Guardian, Minggu 3 November 2024.

Sementara itu Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati telah mengajukan pengaduan mendesak kepada Dewan Keamanan PBB atas insiden tersebut, kata kantornya pada hari Sabtu. Mikati juga berkonsultasi dengan komandan militer dan pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL

Selain Perdana Menteri Najib Mikati, Menteri Transportasi Lebanon, Ali Hamieh, juga mengatakan penculikan Amhaz dapat menjadi pelanggaran resolusi PBB 1701, yang seharusnya mengatur dinamika keamanan antara Israel dan Lebanon setelah perang 2006.

“Penculikan Amhaz terjadi 100 meter dari tempat tinggalnya. Jika terbukti penculikan itu terjadi melalui pendaratan angkatan laut, di mana pelaksanaan resolusi 1701?” kata Hamieh.

Diketahui, pesawat tempur Israel telah melakukan pengeboman pada Sabtu 2 November di selatan Beirut tanpa adanya peringatan, dan menewaskan satu orang. Sedangkan Hizbullah menembakkan roket dan pesawat nirawak pada hari yang sama, dan melukai 19 orang di Tayibe di Israel tengah.

Sumber : NNA

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *