Pernyataan Garda Revolusi Iran Atas Serangan Israel di Wilayah Suriah

Resistensi.id – Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengutuk keras serangan Israel terhadap infrastruktur Suriah, mengecam AS dan Israel karena mengeksploitasi ketidakstabilan negara dan menekankan pentingnya menjaga kedaulatan Suriah.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, IRGC mengecam serangan Israel baru-baru ini terhadap infrastruktur dan fasilitas vital Suriah. IRGC mengutuk Israel dan Amerika Serikat karena mengambil keuntungan dari ketidakstabilan Suriah saat ini melalui agresi dan pendudukan.

Pernyataan tersebut menekankan perlunya menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah Suriah. Mereka menggambarkan perkembangan terakhir ini sebagai “pelajaran untuk memperkuat poros perlawanan” dan mengambil langkah-langkah untuk mengusir pasukan AS dari wilayah tersebut.

IRGC mengaitkan upaya ini dengan pencapaian tujuan dunia Islam yaitu “membebaskan Al-Quds” dan menghilangkan “tumor kanker Zionisme.” Pernyataan tersebut berbunyi: “Membela kaum tertindas – membebaskan Al-Quds – dan mendukung rakyat Palestina – serta negara-negara lain di bawah dominasi arogansi global dan Zionisme internasional – adalah misi Al-Qur’an dan cita-cita luhur Revolusi Islam Iran.

Misi ini – dipandu oleh para pemimpin Revolusi Islam – telah dicapai dengan pengorbanan heroik dan kontribusi bersejarah dari anak-anak yang beriman dan bertekad di negeri ini. Di jalan suci jihad dan perlawanan ini – banyak syuhada telah dipersembahkan kepada Islam – dipimpin oleh nama ‘Martir Al-Quds’ yang inspiratif dan tegas, Jenderal Qassem Soleimani – dan para pembela tempat suci lainnya.”

IRGC juga menggambarkan situasi global saat ini sebagai momen yang sangat penting. “Dunia berada di ambang transformasi historis yang signifikan menuju struktur kekuatan global baru – dengan Islam – yang dipimpin oleh Republik Islam Iran – sebagai salah satu pilar utamanya,” kata pernyataan itu.

“Realitas yang tidak dapat disangkal ini telah mendorong musuh-musuh Islam dan umat Islam untuk memobilisasi semua sumber daya mereka – termasuk perang hibrida dan kerajaan media – untuk mencegah realisasinya,” kesimpulannya.

Sumber : Tasnim

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *