Mayjen Hossein Salami : Suriah Akan Dibebaskan

Foto: Hossein Salami, panglima tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah memperingatkan Israel bahwa mereka akan menghadapi “konsekuensi pahit” setelah menyerang lokasi militer Iran, media lokal melaporkan.(x/Aljazeera)

Resistensi.id – Berbicara dalam sebuah upacara pada hari Minggu, Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan kekuatan asing saat ini sedang mengoyak Suriah seperti “serigala lapar,” dengan Zionis beroperasi di selatan dan negara lain di utara dan timur negara itu.

“Musuh Zionis dapat melihat dengan mata telanjang keluarga-keluarga di Damaskus; ini benar-benar tidak dapat ditoleransi. Kita harus berdiri teguh, seperti yang dikatakan oleh Pemimpin kita tercinta, Suriah akan dibebaskan oleh rahmat Tuhan melalui generasi mudanya yang kuat dan berpengalaman,” tambahnya.

Ia mengacu pada pernyataan Ayatollah Khamenei pada hari Rabu, yang mana ia mengatakan pemuda Suriah akan bangkit, melawan, berkorban, dan mengatasi situasi seperti yang terjadi di Irak. “Daerah-daerah yang diduduki di Suriah akan dibebaskan oleh para pemuda Suriah yang penuh semangat. Jangan ragu bahwa hal ini akan terjadi,” kata Rahbar.

“Pijakan Amerika juga tidak akan bertahan lama. Dengan karunia dan kekuasaan Tuhan, Amerika juga akan diusir dari Suriah. wilayah ini oleh front perlawanan.”

Salami juga memperingatkan bahwa Zionis akan membayar mahal atas tindakan ilegal mereka di Suriah. “Mereka akan dikuburkan di tanah ini, tapi ini memerlukan waktu,” ujarnya. Panglima IRGC lebih lanjut mencatat bahwa penasihat militer Iran pergi ke Suriah untuk menjaga martabat mereka, bukan untuk mengejar aneksasi atau kepentingan ambisius. Selama kehadiran penasihat Iran di Suriah, rakyatnya menjalani kehidupan yang bermartabat, ujarnya.

Iran adalah negara pertama yang segera memberikan bantuan kepada Suriah setelah pecahnya kekerasan yang disponsori asing di negara Arab tersebut pada tahun 2011.

Pada tahun 2017, pasukan Suriah, yang didukung oleh Iran dan Rusia, meraih kemenangan besar atas kelompok teroris Daesh. Namun, bagian utara negara itu masih berada di bawah kendali militan dan pasukan pendudukan asing. Pada tanggal 27 November, militan yang didukung asing, dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), mengumumkan jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad setelah serangan gencar selama dua minggu. Tak lama kemudian, Israel melancarkan kampanye pengeboman terhadap infrastruktur Suriah dan memperluas pendudukannya di negara Arab tersebut.

Beberapa negara regional mengatakan Israel memanfaatkan situasi kacau di Suriah untuk merebut lebih banyak wilayah.

Sumber:

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *