Resistensi.id – Seorang petinggi gerakan perlawanan Ansarullah di Yaman telah memperingatkan Amerika Serikat agar tidak meningkatkan ketegangan di negara Arab tersebut, dengan menyatakan bahwa Washington akan membuka gerbang neraka bagi dirinya sendiri dengan meningkatnya tindakan agresinya.
“Kedutaan Besar AS [di Aden] telah mengerahkan tentara bayarannya untuk berperang melawan rakyat Yaman, dengan tujuan menghentikan operasi untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza,” Penjabat Direktur Perusahaan Umum Radio dan Televisi Yaman Abdulrahman al- Tulis Ahnoumi dalam postingan yang dipublikasikan di akun X miliknya.
Dia menambahkan bahwa setiap peningkatan ketegangan akan membuka pintu neraka bagi kehadiran pasukan AS, instalasi minyak, dan kepentingan Washington dan negara-negara bawahannya di kawasan Asia Barat.
“Kami akan menargetkan kepentingan dan basis Amerika apa pun yang kami bisa, bahkan jika mereka berlokasi di Afrika dan Teluk Persia. Yaman telah lama melakukan semua persiapan yang diperlukan untuk tujuan tersebut,” tegas Ahnoumi.
Sama seperti Amerika yang sebelumnya mengubah kapal-kapalnya menjadi “target yang sah” bagi Angkatan Bersenjata Yaman karena tindakan agresi terhadap Yaman dan harus membayar mahal, Amerika harus menanggung kerugian yang besar jika ketegangan meningkat, kata pejabat tinggi Ansarullah.
Pesawat tempur Amerika dan Inggris melakukan serangan udara gabungan terhadap sasaran di provinsi Hajjah di Yaman utara, di tengah operasi maritim negara Arab yang sedang berlangsung terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah.
Jaringan televisi berbahasa Arab Yaman al-Masirah melaporkan bahwa serangan udara melanda daerah Buhais di distrik Midi di provinsi tersebut pada Senin pagi. Laporan tersebut tidak memberikan rincian mengenai potensi korban atau kerusakan. Pesawat militer AS dan Inggris juga menargetkan sejumlah lokasi di distrik At Tuhayta di provinsi strategis Hudaydah di bagian barat.
Rincian mengenai potensi kerugian manusia atau materi akibat serangan tersebut belum diungkapkan. Warga Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak rezim tersebut melancarkan perang dahsyat di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah gerakan perlawanan Palestina di wilayah tersebut melakukan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas pendudukan.
Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan mereka tidak akan menghentikan serangan mereka sampai serangan darat dan udara Israel di Gaza berakhir. Sejauh ini, Israel telah membunuh sedikitnya 43.603 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 102.929 lainnya di Gaza.
Sumber :