Resistensi.id – Mohammad Ali al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidatonya di ibu kota Yaman, Sana’a, pada hari Selasa.
Pernyataan tersebut merupakan tanggapan terhadap pengumuman militer AS mengenai pengerahan kapal induk keempat ke Yaman dan membawa amunisi untuk potensi serangan.
“Ambillah pelajaran dari tiga kapal induk yang telah meninggalkan perairan Yaman(sebelumnya). Penarikan mereka terdokumentasi oleh angkatan bersenjata Yaman, serangan pesawat tak berawak, serangan rudal, dan operasi angkatan laut,” katanya, mengacu pada serangan berulang kali oleh pasukan Yaman terhadap kapal perang Amerika di wilayah tersebut.
Serangan balasan yang dilakukan sebagai respons terhadap agresi Inggris-Amerika terhadap Yaman, menyebabkan penarikan tiga kapal induk Amerika: USS Abraham Lincoln, USS Dwight D. Eisenhower, dan USS Theodore Roosevelt.
Awal pekan ini, militer AS mengumumkan pengiriman USS Harry S. Truman untuk menggantikan kapal induk sebelumnya. “Jika kapal induk [keempat] ini tidak pergi dan tetap menjaga pantai (pangkalan) Amerika(di Timur Tengah) , maka kapal ini akan menjadi sasaran empuk bagi angkatan bersenjata kita.
Rakyat Yaman tidak terintimidasi oleh kemampuan Anda,” kata Houthi. Pejabat Yaman tersebut menekankan bahwa militer Yaman telah menunjukkan kemampuannya untuk beroperasi jauh melampaui batas pantai.
“Pasukan kami dapat menargetkan kehadiran angkatan laut di Laut Merah dari darat, tanpa bergantung pada akses laut langsung,” katanya.
Lebih lanjut dia juga mengeluarkan peringatan kepada Arab Saudi, mendesak mereka untuk “menahan Amerika agar tidak menargetkan Yaman, atau kepentingan Amerika di Timur Tengah akan diserang.”
“Bagi kami, tidak ada garis merah. Setiap kepentingan Amerika, jika perlu, akan menjadi sasaran dan diserang pada waktu yang tepat. Jangan mengharapkan keringanan hukuman atau penyesalan.”
Yaman tidak takut pada ‘Israel’
Houthi juga menanggapi ancaman dari para pejabat Israel, yang mengklaim bahwa rezim tersebut memiliki senjata yang canggih dan dapat memberikan pukulan hebat ke Yaman, dengan menyatakan bahwa Yaman jauh di luar jangkauan Israel. “Komunitas Yahudi, termasuk mereka yang pernah tinggal di Yaman, tahu betul bahwa masyarakat Yaman sangat berbeda dari masyarakat Arab yang mungkin biasa Anda temui,” katanya.
Dia menekankan bahwa Yaman tidak takut terhadap rezim Zionis, dan menganggap ancaman Israel sebagai “hanya gertakan sambal” dari mereka yang tidak memahami ketahanan, keberanian, dan kekuatan Yaman.”
Pejabat Yaman menegaskan kembali bahwa operasi Yaman tidak dibatasi. “Ini bukan sekadar perang psikologis; Pendekatan Yaman didasarkan pada tindakan sebelum kata-kata, seperti yang ditekankan oleh pemimpin kita. Kami tidak mengeluarkan pernyataan kosong tapi menegaskan kemampuan dan tekad Angkatan Bersenjata Yaman.”
Selama setahun terakhir, Yaman telah melakukan ratusan operasi terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di perairan dekat Yaman dan wilayah pendudukan. Negara ini juga telah melancarkan sejumlah serangan terhadap kapal perang AS dan kapal-kapal yang terkait dengan Barat di wilayah tersebut sebagai pembalasan atas serangan udara Barat di Yaman untuk mendukung Israel.
Sumber :