Resistensi.id – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menekankan bahwa “selain lapangan dan diplomasi, ada poros ketiga yang disebut media”, dan bahwa gempuran yang menerjang tentara Suriah ada di ranah media dan psikologis, sebelum di kancah militer, sehingga tentara Suriah kalah sebelum berperang.
“Saya selalu mengatakan bahwa ada poros ketiga yang disebut media. Selain medan laga dan ranah diplomasi, ada poros ketiga bernama media. Musuh telah banyak berinvestasi pada bidang ketiga, yaitu media,” ungkapnya dalam kata sambutannya pada festival keempat apresiasi kepada para direktur dan pegawai Sekolah Syahid Qasem Soleimani di Teheran, Selasa (7/1).
Dia menjelaskan, “Pada bidang media, terutama dengan teknologi baru, dunia maya, dan berbagai fasilitas yang diberikan, mereka (pihak lawan) secara kognitif dan naratif berusaha mengguncang Poros Resistensi. Ini adalah masalah penting yang harus diperhatikan.”
Araghchi menambahkan, “Pukulan yang diterima di Suriah oleh tentara Suriah, sebelum pukulan militer, adalah pukulan psikologis melalui pengkondisian yang dilakukan di media dan dunia maya, sehingga tentara Suriah kalah sebelum perang, dan tak mampu bertahan.”
Menteri Luar Negeri Iran lantas mengingatkan, “Ini merupakan lonceng peringatan bagi kita semua untuk waspada terhadap suasana yang dibuat oleh musuh di media untuk mematahkan mental, menimbulkan rasa putus asa, dan menyebabkan keguncangan.”
Lebih jauh, Araghchi mengatakan perlawanan terhadap pendudukan dan penindasan merupakan suatu ajaran yang tak dapat dimusnahkan dengan bombardir, dan karena itu darah syuhada justru menjadi sumber semangat dan tekad perlawanan.
“Senjata utama ajaran perlawanan adalah darah syuhada, dan ini merupakan sesuatu yang tak disadari oleh musuh. Darah ini memperbesar gelora perlawanan. Dengan darah Syahid Nasrallah, gerakan Hizbullah menjadi semakin kuat dan penuh kepercayaan,” katanya.
Menteri Luar Negeri Iran juga memastikan bahwa pasukan relawan Iran mengerahkan segenap kemampuan di semua bidang.
“Sekarang ini pasukan relawan hadir dan memang harus hadir di berbagai ranah sosial, militer, kebudayaan dan ekonomi negara…. Kita harus menunjukkan kepada musuh bahwa kita masih kuat, optmis dan bermotivasi di gelanggang, dan tidak membiarkan serangan dan upaya mereka menimbulkan kekacauan pada tekad kita,” pungkasnya.
Sumber : Alalam