Resistensi.id – Kementerian Dalam Negeri Suriah yang baru (jangan lupa: mereka ex-HTS) mengeluarkan peta Suriah versi baru yang tidak menyertakan Dataran Tinggi Golan (diduduki oleh Israel sejak tahun 1967) dan wilayah Alexandretta yang dianeksasi oleh Turkiye pada tahun 1939.
Peta ini jelas beda dari peta resmi Suriah sebelumnya yang digunakan di Suriah sejak kemerdekaannya thn 1946.
“Jihad” versi HTS dkk adalah menggulingkan presiden yang dipilih melalui pemilu, dengan cara kekerasan dan teror, lalu menyerahkan sebagian tanah Suriah pada Israel (dan Turkiye).
Sementara itu Apa yang diterbitkan oleh Perlawanan Rakyat Suriah tentang “Sunnah” pada 26/1/2025 adalah sebagai berikut ;
Kami menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk berhenti menggambarkan kelompok teroris sebagai Sunni, karena deskripsi ini merupakan ketidakadilan bagi Sunni dan Islam, yang sepenuhnya menolak takfiri dan pemikiran kriminal. Sunni dan Islam tidak bersalah atas pemikiran Talmud Wahhabi yang kotor ini, yang menyebarkan sektarianisme dan pembunuhan berkedok agama.
Geng-geng ini tidak lain merupakan perpanjangan dari ideologi ekstremis yang didirikan oleh Ibnu Taimiyah dan setelahnya Muhammad bin Abd al-Wahhab, yaitu ideologi yang berlandaskan pada antropomorfisme, pengucilan, dan pengucilan terhadap siapa saja yang tidak sependapat dengan mereka dalam pendapat atau keyakinan.
Mereka bukanlah wakil Islam dan Sunnah, tetapi mereka adalah alat yang melayani kepentingan musuh bangsa, yang berusaha mendistorsi agama dan menghancurkan persatuan umat. Marilah kita waspada, singkapkan watak asli mereka kepada semua orang, dan sebutlah segala sesuatu dengan sebutan yang benar: Mereka adalah teroris Wahhabi, yang jauh dari Islam yang toleran dan risalah kenabian yang menyerukan rahmat dan perdamaian.
Sumber : Dina Sulaiman | Muqawamah Suriah