Resistensi.id – Setelah agesi Istael terhadap Lebanon yang secara khusus menyasar wilayah-wilayah yang dihuni pendukung Hzblh dan terbunuhnya SHN serta para petinggi Hzblh, para politisi anti resistensi, termasuk Perdana Menteri Nawaf Salam memojokkan dan mengucilkan Hzblh karena mengira kekuatan militernya berkurang dan kesolidan para pendukung melemah.
Aksi penolakan pendaratan pesawat sipil Iran yang mengangkut para warga Lebanon oleh otoritas bandara Beirut menunjukkan adanya:
- Tekanan Internasional. Pemerintah Lebanon seringkali berada di bawah tekanan dari negara-negara seperti AS, Prancis, dan Arab Saudi, yang menganggap Hzblh sebagai ancaman.
- Politik Identitas. Sebagian kelompok di Lebanon, terutama yang beraliran anti-Syiah atau pro-Barat, melihat Hzblh sebagai rival politik dan ideologis.
Mereka lupa akan sejarah panjang perjuangan kelompok ini dalam mempertahankan kedaulatan dan martabat Lebanon. Salah satu momen penting yang tak boleh dilupakan adalah ketika Hzblh menunjukkan kekuatannya dengan menguasai Bandara Internasional Beirut pada tahun 2008. Ini bukan sekadar aksi militer, tapi juga pesan tegas bahwa Hizbullah adalah kekuatan yang tidak bisa diabaikan dalam politik dan keamanan Lebanon.
Pada tahun 2008, pemerintah Lebanon yang didukung oleh AS dan sekutunya mencoba untuk melucuti jaringan komunikasi Hzblh, yang dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas negara. Hzblh menanggapi tindakan ini dengan gerakan cepat dan strategis, termasuk menguasai Bandara Internasional Beirut dan wilayah-wilayah strategis lainnya. Aksi ini bukan hanya menunjukkan kekuatan militer Hzblh, tapi juga kemampuannya untuk memobilisasi sumber daya dan dukungan rakyat.
Hizbullah membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan militer dan logistik yang mumpuni, bahkan mampu menguasai infrastruktur vital seperti bandara.
Aksi ini juga menunjukkan bahwa Hzblh memiliki dukungan luas dari masyarakat, terutama di kalangan Syiah Lebanon, yang melihat Hzblh sebagai pelindung mereka.
Hzblh mengirim pesan tegas bahwa upaya untuk melucuti atau mengucilkan mereka akan menghadapi perlawanan sengit.
Akankah Hzblh membungkam mulut para politisi pengecut dengan sebuah aksi mengejutkan lagi? Nampaknya 23 Februari 2025 akan menjadi momentum pembuktian.
Sekretaris Jenderal Hzblh SNQ mengumumkan pada hari Minggu bahwa tanggal 23 Februari akan menjadi tanggal pemakaman mendiang pendahulunya, SHN, di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut.
Di bawah slogan “Kami berkomitmen pada perjanjian,” Hzblh memberikan sentuhan akhir pada upacara pemakaman SHN dan SHS, pada pukul satu siang pada hari Minggu, 23 Februari, di Stadion Olahraga Camille Chamoun.
Dalam konferensi pers, Ali Zahir , ketua panitia menegaskan, “tanggal 23 Februari akan membuat sejarah baru kemenangan darah atas pedang.”
Prosesi pemakaman di dalam Sports City Square yang akan dihadiri oleh utusan 79 negara ini akan berlangsung sekitar 65 menit, termasuk pidato Sekretaris Jenderal Hzblh SNQ dan doa pemakaman, sebelum prosesi peti jenazah kedua syahid agung berangkat dengan kendaraan khusus menuju tempat pemakaman di jalan bandara untuk SHN.
Sumber :