Iran ke PBB: AS Pembela Utama dan pendukung teroris di Kawasan

FOTO: Amir-Saeed Iravani, duta besar tetap Iran untuk PBB. Iravani menyebut Amerika Serikat sebagai pembela dan pendukung utama terorisme di kawasan Asia Barat dan dunia.(PTV)

Resistensi.id – Duta Besar Tetap Iran untuk PBB menyebut Amerika Serikat sebagai pembela dan pendukung utama terorisme di kawasan Asia Barat dan dunia.

Amir-Saeed Iravani menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Dewan Keamanan badan dunia (DK PBB) pada hari Senin.

Dia menulis pesan tersebut sebagai reaksi terhadap tuduhan yang dilontarkan oleh utusan Amerika untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada pengarahan DK PBB awal bulan ini. Menggunakan acara tersebut, yang diadakan dengan agenda “ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional yang disebabkan oleh tindakan teroris,” pejabat Amerika tersebut menuduh Republik Islam “mendukung terorisme di wilayah tersebut.”

Iravani menyebut tuduhan itu “tidak beralasan dan menyesatkan,” dan mengatakan bahwa Thomas-Greenfield telah menyimpang dari agenda pengarahan dengan mengemukakan tuduhan semacam itu.

“Republik Islam dengan tegas menolak dan mengutuk keras tuduhan tidak berdasar dan perilaku tidak bertanggung jawab yang dilakukan perwakilan Amerika Serikat,” tambahnya.

“Sangat jelas bahwa Amerika Serikat, bukan Iran, adalah pendukung utama dan penyebar terorisme, baik di kawasan ini maupun secara global,” tegas utusan tersebut.

‘Dukungan kuat untuk teror Israel’

Iravani mengatakan “sangat ironis dan memalukan” bahwa Amerika Serikat melontarkan tuduhan tersebut terhadap Republik Islam pada saat yang sama memberikan dukungan politik dan militer yang kuat terhadap perang genosida rezim Israel yang sedang berlangsung terhadap Jalur Gaza.

Hampir 40.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan brutal militer yang dimulai pada 7 Oktober tahun lalu.

Bulan lalu, The New York Times mengungkapkan bahwa AS telah mempersenjatai rezim tersebut dengan lebih dari 25.000 bom dan rudal sejak awal perang.

AS mempersenjatai Israel dengan lebih dari 25.000 bom dan rudal sejak 7 Oktober:

Laporan menyebutkan AS telah mempersenjatai rezim Israel dengan lebih dari 25.000 bom dan rudal sejak 7 Oktober 2023, ketika Tel Aviv memulai perang genosida di Gaza.

Menurut laporan tersebut, pengiriman senjata Amerika ke wilayah pendudukan Palestina selama perang telah mencakup lebih dari 20.000 bom tidak terarah, sekitar 2.600 bom berpemandu, dan 3.000 rudal serangan bedah.

Sebulan sebelumnya, The Washington Post juga melaporkan bahwa AS telah memasok pasokan militer senilai lebih dari $6,5 miliar kepada rezim tersebut sejak awal perang.

Peningkatan besar ini terjadi ketika bantuan militer tahunan Washington untuk Tel Aviv berjumlah sekitar $3,3 miliar.

Iravani menggarisbawahi bagaimana dukungan Amerika digunakan oleh Tel Aviv untuk “meneror dan membantai orang-orang Palestina yang tidak bersalah…, memperpanjang pertumpahan darah dan kengerian di Jalur Gaza.”

Ia mengutip pembantaian terbaru rezim tersebut terhadap lebih dari 120 orang dalam sebuah serangan di aula salat Sekolah al-Tabaeen di Kota Gaza saat salat subuh, dan menyebutnya sebagai “hasil dari dukungan AS yang sangat kuat.”

Lebih dari 100 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di sekolah Gaza

Lebih dari 100 warga Palestina tewas setelah serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung orang-orang terlantar di bagian timur Jalur Gaza saat rezim pendudukan terus melancarkan agresi selama berbulan-bulan di wilayah yang terkepung itu.

‘Dukungan untuk teror regional’

Duta besar Iran itu juga menyinggung dukungan yang diberikan AS kepada kelompok-kelompok teroris yang menimbulkan malapetaka di seluruh wilayah.

Berbagai media dan pejabat regional juga menganggap Washington bersalah karena memberikan dukungan senjata dan pelatihan bagi kelompok-kelompok teroris, seperti kelompok Daesh dan Hayat Tahrir al-Sham Takfiri, untuk tujuan subversif dan destabilisasi.

Dukungan itu, kata Iravani, “adalah bukti lebih lanjut tentang bagaimana Amerika Serikat menjadi sponsor utama terorisme di wilayah itu.”

“Mengingat catatan kelam seperti itu, Amerika Serikat tidak memiliki kedudukan untuk menuduh atau menguliahi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya,” pungkasnya.

Sumber : Press TV

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *