Resistensi.id – Seorang penulis Turki, Fahim Taskin, dalam artikel berjudul “Roti Berlumur Darah” yang diterbitkan oleh surat kabar Gazete Duvar, pada Minggu 15 Desember menyatakan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menjadi aktor kunci dalam memuluskan kepentingan Israel di Suriah dan membawa kebahagiaan besar bagi Tel Aviv. Menurut Taskin, Erdogan memainkan peran penting dalam melemahkan Suriah di bawah kepemimpinan Bashar al-Assad, sebuah negara yang dikenal menentang kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah.
Taskin menulis, “Suriah kini tidak memiliki kemampuan untuk merespons Israel. Negara ini telah kehilangan kekuatan militernya dan tidak lagi mampu melindungi wilayah-wilayah strategis seperti Jabal al-Sheikh yang kaya sumber daya air dan memiliki nilai keamanan tinggi. Semua ini terjadi berkat peran Erdogan.”
Dukungan Erdogan terhadap Israel di Suriah
Selama 13 tahun terakhir, Erdogan, menurut Taskin, fokus pada penghancuran kekuatan Suriah. Secara publik, Erdogan tampil sebagai sekutu Iran, Rusia, dan pemerintah Assad, bahkan menghadiri pertemuan Astana yang bertujuan mencari solusi damai untuk konflik Suriah. Namun, di balik layar, Erdogan melatih kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Israel untuk menggulingkan Assad dan merebut Damaskus.
“Erdogan mempertahankan citra sebagai pendukung Palestina dan pengkritik Israel, tetapi sebenarnya ia menjadi mitra strategis Tel Aviv. Dukungan Erdogan kepada Israel di Suriah adalah contoh terbaru dari pengkhianatan ini,” kata Taskin.
Israel, selama konflik Suriah, melancarkan serangan udara ke posisi-posisi sekutu Assad, menghancurkan infrastruktur militer Suriah, dan memperluas pengaruhnya di kawasan strategis seperti Dataran Tinggi Golan. Taskin menegaskan bahwa upaya ini berhasil, berkat tindakan Erdogan yang melemahkan Assad melalui kelompok-kelompok oposisi bersenjata yang didukungnya.
Perdagangan Turki-Israel: Kepentingan Ekonomi di Tengah Konflik Gaza
Selain di Suriah, Erdogan juga membuat Israel bahagia melalui hubungan dagang yang erat. Pada tahun 2023, volume perdagangan antara Turki dan Israel mencapai 7 miliar dolar AS. Data ini menjadikan Turki sebagai mitra dagang kelima terbesar bagi Israel, sementara Israel menjadi mitra kesepuluh terbesar Turki.
Turki memasok berbagai kebutuhan utama Israel, termasuk baja, besi, produk petrokimia, buah-buahan, dan sayuran. Dalam kurun waktu 2009 hingga 2023, perdagangan kedua negara meningkat hampir tiga kali lipat. Pada 2023, surplus perdagangan Turki dengan Israel mencapai 3,9 miliar dolar, meskipun Erdogan kerap mengancam untuk menghentikan hubungan dagang sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
Namun, data resmi menunjukkan fakta yang bertolak belakang. Ekspor barang-barang strategis Turki ke Israel, seperti baja, bahan kimia, dan produk agrikultur, justru meningkat signifikan selama perang Gaza.
Manipulasi Data Ekspor
Pada Mei 2024, Erdogan secara terbuka mengklaim telah menghentikan semua perdagangan dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. Data statistik resmi dari bea cukai Turki mendukung klaim ini, menunjukkan bahwa ekspor langsung ke Israel pada bulan tersebut mencapai angka nol. Namun, analisis lebih mendalam menunjukkan adanya manipulasi.
Data perdagangan menunjukkan bahwa ekspor Turki ke Israel didaftarkan atas nama Palestina, yang menyebabkan lonjakan signifikan dalam angka perdagangan Turki dengan Palestina—naik 10 hingga 15 kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, Turki mulai menggunakan jalur alternatif untuk tetap berdagang dengan Israel, seperti melalui Mesir, Yunani, atau Lebanon.
Anuj Gulati, seorang pengusaha Turki yang bergerak di bidang ekspor makanan dan bahan kimia, mengungkapkan, “Kami harus menggunakan negara pihak ketiga seperti Mesir atau Yunani untuk mengirim produk kami ke Israel, menghindari label langsung dari Turki.”
Laporan dari pusat statistik Israel menunjukkan bahwa meskipun Erdogan mengklaim menghentikan perdagangan langsung, Israel tetap mengimpor barang-barang dari Turki senilai 116 juta dolar AS pada Mei 2024. Data ini menunjukkan bahwa hubungan dagang antara kedua negara tetap berjalan meskipun secara resmi dihentikan.

“Terima kasih Erdogan karena telah membersihkan Suriah dari Iran dan Hizbullah, Israel sangat menghargai bantuan anda. Sekarang kami telah merebut Gunung Hermon dan menghancurkan peralatan militer Assad,pesawat, kapal, rudal, senjata dll..”
Erdogan dan Hubungannya dengan Israel
Fahim Taskin menyimpulkan bahwa Erdogan telah memainkan peran ganda dalam politik Timur Tengah. Di satu sisi, ia tampil sebagai pendukung Palestina dan kritikus Israel, sementara di sisi lain, ia terus menjaga hubungan erat dengan Tel Aviv, baik melalui kebijakan di Suriah maupun perdagangan bilateral.
Perannya dalam melemahkan Suriah secara tidak langsung memuluskan langkah Israel untuk memperkuat pengaruhnya di kawasan. Di bidang ekonomi, Erdogan terus mendukung kebutuhan Israel, meskipun ada konflik yang sedang berlangsung, menunjukkan bahwa ia adalah “pria untuk segala musim” bagi Israel.
Sumber : PP